cek

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1         Latar Belakang

Perluasan sektor makanan dan minuman menjadi contoh bagaimana pelaku bisnis harus menjalankan organisasinya secara efektif dan efisien agar dapat bertahan di pasar yang kompetitif. Sebuah bisnis dianggap sehat jika dapat terus beroperasi secara normal dan memperluas operasinya terlepas dari keadaan ekonomi. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, memanfaatkan asetnya untuk menghasilkan keuntungan dari penjualan, dan memenuhi kewajiban keuangan lainnya. Karena keadaan ini, pengelola bisnis harus bersaing untuk menarik investor yang akan memasukkan uang ke perusahaan makanan dan minuman. Salah satu sektor penting bagi pertumbuhan ekonomi nasional adalah barang konsumsi. Ini dan bisnis yang memproduksi barang-barang konsumen berjalan beriringan.

Kementerian Perindustrian menyoroti bahwa antara 2015 hingga 2019, kinerja bisnis makanan dan minuman meningkat rata-rata 8,16%, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 4,69%. Karena penyebaran infeksi virus Corona yang cepat, yang awalnya diidentifikasi menjelang akhir 2019 di Wuhan, Wilayah Hubei, Cina, sejak itu menyebar ke seluruh planet. Kondisi ini sangat sulit bagi perusahaan F&B untuk mengubah metodologi mereka ke kondisi saat ini untuk mengikuti kepentingan publik atas barang-barang mereka. Meskipun demikian, industri makanan dan minuman berkembang lebih cepat dari masa normal. Meskipun mereka berada di industri yang buruk, itu masih merupakan industri yang baik untuk masa pandemi Covid-19. Di tengah dampak pandemi,Industri ini masih mencatatkan pertumbuhan positif di tahun 2020-2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) industri makanan dan minuman sebesar Rp.775,1 triliun pada 2021. Nilai tersebut tumbuh 2,54% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp.755,91 triliun.

Menurut teori ekonomi mikro, tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan keuntungan. Laba, dalam pandangan ini, adalah cara bagi perusahaan untuk mendapatkan kompensasi atas pengambilan risiko; semakin besar risikonya, semakin tinggi keuntungannya. Di semua industri, perusahaan yang memaksimalkan keuntungan harus memutuskan tiga opsi: seberapa banyak produk yang akan ditawarkan, cara menghasilkan dari pengeluaran, dan seberapa besar pengeluaran yang diminta. Jika dibiarkan terus, perusahaan mungkin akan bangkrut jika pendapatan turun dan investor mulai berpikir dua kali untuk berinvestasi di perusahaan yang bersangkutan. karena keberhasilan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh laba bersihnya. Total pendapatan dikurangi total biaya sama dengan keuntungan. Berapa banyak keuntungan yang dihasilkan relatif terhadap jumlah ekuitas yang diinvestasikan dalam bisnis, serta berapa banyak modal kerja yang diserahkan dalam jangka waktu tertentu, seperti satu tahun, adalah tujuan utama dari strategi yang efektif untuk mencapai profitabilitas perusahaan dan efisiensi modal kerja. Memaksimalkan keuntungan pada dasarnya berarti berusaha menghasilkan uang untuk bisnis yang sedang berproduksi.

Dibawah ini adalah tabel laba bersih dari beberapa perusahaan Makanan dan minuman ditahun 2019-2021

Tabel 1.1

Laba Bersih Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada tahun 2019-2021 (Dalam Jutaan Rupiah)

NO

KODE

2019

2020

2021

RATA-RATA

1.

AISA

Rp 1.134.776

Rp 1.204.972

Rp        8.771

Rp    782.840

2.

CAMP

Rp      76.758

Rp      44.046

Rp    100.067

Rp      73.624

3.

CEKA

Rp    215.459

Rp    181.812

Rp    187.067

Rp    194.779

4.

DLTA

Rp    317.815

Rp    123.466

Rp    187.992

Rp    209.758

5.

DMND

Rp    366.863

Rp    205.589

Rp    351.470

Rp    307.974

6.

GOOD

Rp    435.766

Rp    245.104

Rp    492.638

Rp    391.169

7.

MLBI

Rp 1.206.059

Rp    285.617

Rp    665.850

Rp    719.175

8.

MYOR

Rp 2.051.404

Rp 2.098.168

Rp 1.211.052

Rp 1.786.875

9.

ROTI

Rp    236.518

Rp    168.610

Rp    281.341

Rp    228.823

10.

STTP

Rp    482.590

Rp    628.629

Rp    617.574

Rp    576.264

RATA-RATA

Rp    652.401

Rp    518.601

Rp    410.382

Rp    527.128

       Sumber: Bursa Efek Indonesia

Dapat dilihat dari tabel 1.1 nilai rata-rata laba bersih pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019-2021 mengalami penurunan. Pada tahun 2019 nilai rata-rata laba bersihnya sebesar Rp 652.401 dalam jutaan, kemudian turun pada tahun 2020 menjadi Rp 518.601 dalam jutaan,dan turun lagi pada taun 2021 sebesar Rp 410.382 dalam jutaan. Kemudian untuk rata-rata laba bersih selama 3 periode sebesar Rp 527.128 dalam jutaan . Diketahui nilai rata-rata laba bersih tertinggi jatuh pada perusahaan dengan Kode MYOR (PT. Mayora Indah,Tbk) sebesar Rp 1.786.875. Nilai laba bersih di bawah rata-rata ini disebabkan tinggiinya biaya-biaya beban dan pajak. Hal ini berdampak pada keuntungan dengan penjuaalan yang menurun, jika dibiarkan terus menerus akan ada kemungkinan perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Karena faktor yang menetukan dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah laba bersih.

Neraca dan laporan laba rugi adalah umumnya kedua laporan keuangan yang digunakan dalam perhitungan analisis rasio. Neraca menggambarkan keadaan saat ini dari aset, kewajiban, dan modal perusahaan. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menggambarkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu dan menentukan apakah perusahaan mendapat untung atau rugi. Kedua komponen laporan keuangan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil keputusan atau menetapkan suatu kebijakan baru untuk kemajuan perusahaan di masa yang akan datang. Manajemen harus melihat elemen yang secara signifikan mempengaruhi profitabilitas perusahaan untuk memaksimalkan laba. Profitabilitas ditunjukkan dengan pengembalian aset. Paramater keuangan yang meliputi current ratio. Total asset turnover, dan debt to asset ratio digunakan sebagai tolok ukur dalam penelitian ini.

Current Ratio salah satu rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Current Ratio menunjukkan sejauh mana aset lancar melebihi kewajiban lancar, dan memiliki hubungan yang cukup erat dengan persentase laba bersih perusahaan terhadap total aset (Return On Assets) karena Current Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen kewajibannya. Apabila Current Ratio memiliki nilai yang rendah dapat diartikan bahwa ketidaksanggupan perusahaan dalam memeenuhi kewajiban jangka pendeknya, yang dapat berdampak pada tingkat profitabilitas perusahaan. Total Asset Turnover juga dikenal sebagai rasio aktivitas, yaitu rasio efisiens yang menilai kapasitas bisnis untuk menghasilkan penjualan yang dari total asetnya. Debt to Asset Ratio adalah salah satu rasio solvabilitas yang asetnya dihitung dengan membagi total kewajiban dengan total aset. Kita kemudian dapat menilai berapa banyak utang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan atau seberapa besar utang mempengaruhi manajemen aset.

Berdasarkan uraian tersebut di atas sehingga saya tertarik untuk mengangkatnya dalam tugas penelitian dan memilih judul penelitian “Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2019-2021”.

 

1.2         Rumusan Masalah

1.     Apakah Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset?

2.     Apakah Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset?

3.     Apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset?

4.     Apakah Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset  Ratio berpengaruh        signifikan terhadap Return On Asset ?  sdsxssfsc xahbxjhavxjhavxhavxhvaxjavxaalx

1.3         Tujuan Penelitian

1.     Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Current Ratio terhadap Return On Asset.

2.     Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return On Asset.

3.     Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset.

4.     Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset.

 

1.4         Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain yaitu :

1.     Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pemahaman penulis, khususnya dalam memahami bagaimana Retirn On Asset pada perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dipengaruhi oleh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio

2.     Bagi Perusahaan

Mengetahui bagaimana menggunakan Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Asset Ratio, dan Return On Assets dalam kinerja keuangan, khususnya untuk perusahan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dapat menjadi kontribusi yang bermanfaat bagi dunia usaha.

3.       Bagi Universitas Narotama Surabaya

Dapat menambah referensi perpustakaan UNNAR bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

4.     Bagi Masyarakat

Agar penelitian ini dapat menjadi pedoman dalam pembuatan kebijakkan perusahaan, diharapkan temuan penelitian ini dapat menjadi informasi atau masukan bagi dunia usaha.

 

1.5         Batasan Masalah

Penelitian ini lebih difokuskan pada :

1.     Variabel terkaitnya adalah Return On Asset (Y) yang tergantung pada 3 variabel bebas Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2), dan Debt to Asset Ratio (X3).

2.     10 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2021 menjadi objek penelitian ini.

 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 

2.1         Tinjauan Empiris

2.1.1    Penelitian Terdahulu

Sebagai referensi dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa acuan dan sumber penelitian berupa jurnal. Penelitian tersebut antara lain :

1.     Penelitian yang dilakukan oleh Ihsan Rambe, Muhammad Arif  (2021) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan Total Asset Turnover, terhadap Return On Asset yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah current ratio, debt equity ratio, dan total asset turnover berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap return on assets. Dalam penelitian ini 7 perusahaan menjadi sampel menggunaan analisis regresi linier berganda dan metodologi purposive sampling untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian, return on assets dipengaruhi secara signifikan ole curent ratio, debt equity ratio, dan total asset turnover. Lalu current ratio tidak berpengaruh pada return on asset, debt equity ratio

2.     Penelitian yang dilakukan oleh Sabri Nurdin,Yunus Tulak Tandirerung (2020)  dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitan ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui Pengaruh antara current ratio, debt to equity ratio dan total assets turnover terhadap return on assets secara parsial maupun simultan pada perusahaan sektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini memiliki 9 sampel perusahaan yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Analisis regresi linier berganda sebagai metode analisis. Hasil penelitian, debt-to-equity ratio memiliki dampak negatif namun tidak signifikan secara statistik terhadap roa, sementara perputaran total aset memiliki dampak positif yang signifikan secara statistik terhadap pengembalian aset. Return on Assets dipengaruhi secara signifikan oleh hasil perhitungan simultan rasio lancar, rasio utang terhadap ekuitas, dan perputaran total aset.

3.     Penelitiaan yang dilakukan oleh M.Thoyib, Firmansyah, Darul Amri, Riza Wahyudi (2018) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Assets secara parsial maupun simultan pada perusahaan Properti dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2016. Penelitian ini memiliki 10 perusahaan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan metode analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian, variabel Current Ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan secara parsial terhadap Return on Assets, Debt to Assets Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Return On Assets secara parsial, dan Debt to Equity Ratio dan Total Asset Turnover keduanya berpengaruh positif signifikan secara parsial . Current Ratio, Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Total Asset Turnover secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets secara parsial pada bisnis Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2016.

4.     Penelitian yang dilakuan oleh Sri mawarsih, Fajri Ramadhani, Limora Irawati (2020) dengan judul “Pengaruh Total Assets Turn Over, Debt to Assets Ratio, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Asuransi”. Pada perusahaan subsektor asuransi yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh Total Asset Turnover, Debt to Assets Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Asset secara parsial maupun simultan. Penelitian ini memiliki sampel 12 perusahaan dengan metode purposive sampling untuk pengumpulan data dan menggunakan metode analisis Regresi Linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Total  Assets  Turnover berpengaruh positif signifikan  terhadap Return on Assets, Debt  to Assets Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Assets dan Debt  to  Equity  Ratio tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap Return  on  Assets.

5.     Penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2021) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turn Over, dan Debt to Assets Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh current ratio, total asset turnover dan debt to asset ratio terhadap return on asset secara parsial maupun simultan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Purposive sampling digunakan untuk pemilihan 10 perusahaan sampel penelitian ini, dan regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian, uji parsial menunjukkan bahwa debt to asset ratio berpengaruh signifikan terhadap return on asset, sedangkan current ratio berpengaruh positif dan signifikan, dan total asset turnover juga berpengaruh positif dan signifikan. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa Return on asset dipengaruhi secara positif dan signifikan oleh current ratio, total asset turnover, dan debt to asset ratio.

6.     Penelitian yang dilakukan oleh Surya Sanjaya (2019) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio, debt to asset ratio, total asset turnover terhadap Return On Asset secara parsial maupun simultan pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 perusahaan dengen menggunakan teknik pengumpulan data dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian, Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total Assets Turn Over secara simultan berpengaruh terhadap Return On Asset perusahaan Otomotif dan Komponennya. Secara parsial Current Ratio dan Total Assets Turn Over tidak berpengaruh terhadap Return On Asset perusahaan Otomotif dan Komponennya. Sedangkan Debt to Assets Ratio berpengaruh terhadap Return On Asset.

7.     Penelitian yang dilakukan oleh Febi Nur Khassanah (2021) dengan judul “Pengaruh Total Assets Turnover Dan Current Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019”. Yang bertujuan untuk mengetahui apakah Total Assets Turnover dan Current Ratio berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap Return On Asset pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI Periode 2016-2019. Pengumpulan data dengan cara Purposive sampling sehingga menghasilkan sampel 10 perusahaan. Menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian, secara parsial Total Assets Turnover dan Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets, sedangkan secara simultan Total Assets Turnover dan Current Ratio tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap Return On Assets.

8.     Penelitian yang dilakukan oleh Dedek Kurniawan Gultom, Mukhritazia Manurung (2020) dengan judul “Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik Dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover secara parsial maupun simultan terhadap Return on Asset Pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik Dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar DiBEI. Ada 5 sampel perusahaan yang menggunakan teknik pengumpulan data Purposive sampling dengan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Secara simultan Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset.

9.     Penelitian yang dilakukan oleh Dian Ramli (2022) dengan judul “Pengaruh Sales Growth, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover terhadap Return On Assets pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018-2020”. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Sales Growth, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover terhadap Return on Assets pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar diBEI. Teknik pengumpulan data menggunakan purposive sampling yang menghasilkan 49 sampel perusahaan dengen metode analisis regresi panel data. Hasil penelitian, secara simultan efektivitas Sales Growth tidak signifikan terhadap Return on Asset tetapi Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets. Uji parsial menunjukkan bahwa Efektivitas Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Return on Assets. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Assets. Total Assets Turnover berpengaruh positif signifikan.

10.    Penelitian yang dilakukan oleh Roni Parlindungan Sipahutar(2020) dengan judul “Pengaruh Current Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Restoran, Hotel Dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio dan Total Assets Turnover terhadap Return On Assets baik secara parsial maupun secara simultan terhadap Return On Assets. Penelitian ini memiliki 7 sampel perusahaan dengan teknik dokumentasi untuk pengumpulan data sedangkan metode analisis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, dan Analisis Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian, Current Ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Sedangkan Total Assets Turnover tidak signifikan terhadap Return On Assets. Dan secara simultan menunjukan bahwa Current Ratio dan Total Assets Turnover secara bersama - sama memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Return On Assets.

11.    Penelitian yang dilakukan oleh Rais Gunawan, Marlina Widiyanti, Shelfi Malinda (2022) dengan judul The Effect Of Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Asset Ratio, And Debt To Equity Ratio On Return On Assets In Plantation Sub-Sector Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange”. Penelitian bertujuan untuk menganalisis dan menerapkan pengaruh current ratio, total asset turnover, debt to asset ratio, dan debt to equity ratio terhadap return on asset. Penelitian ini mempunyai 21 sampel perusahaan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi dan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian, Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Assets, Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets, Debt To Asset Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets, Debt To Equity Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets.

12.    Penelitian Muhammad Yamin Siregar (2020) dengan judul Effect of Quick Ratio, Total Asset Turnover, and Receivable Turnover on Return on Assets in Food and Beverages Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Quick Ratio, Total Asset Turnover dan Receivable Turnover terhadap Return On Assets pada perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di BEI. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 8 perusahaan dengan teknik pengumpulan data dokumentasi dan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian, secara parsial variabel Quick Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Assets, variabel Total Asset Turnover berpengaruh secara parsial namun tidak signifikan terhadap Return On Assets dan variabel Receivable Turnover tidak berpengaruh terhadap return on assets. Secara simultan rasio cepat, perputaran total aset dan perputaran piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Assets.

13.    Penelitian yang dilakukan oleh Dede Hertina ,Ahfi Fauka Pranata (2021) dengan judul penelitian The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Company Size on Return On Assets”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan terhadap Return On Assets. Penelitian ini memiliki sampel sebanyak 9 perusahaan dengan menggunakan teknik pengumpulan data purposive sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. Hasil penelitian, secara simultan Current Ratio, Debt To Equity Ratio dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas. Secara parsial Current Ratio dan Debt To Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Return on Assets, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Assets.

14.    Penelitian yang dilakukan oleh Melvina, dan Handoko (2020) dengan judul Effect of Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Cash Turnover and Total Asset Turnover on Return on Assets in Food and Beverage Subsector Companies on the IDX 2015 - 2018 Period”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Cash Turnover dan Total Asset Turnover memiliki pengaruh terhadap Return on Assets dengan menggunakan uji t dan uji F.Penelitian ini memiliki 13 sampel industri dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian, current ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets secara parsial, secara parsial perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Assets, namun secara parsial Debt to total Asset Ratio dan Total Asset Turonover tidak berpengaruh terhadap Retunr On Assets. Secara simultan berarti Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Cash Turnover dan Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return On Asseets.

15.    Penelitian yang dilakukan oleh Jumeida Simatupang (2021)  dengan judul Effect of Working Capital, Asset Turnover and Sales Growth Limited Return on Assets on Food and Beverage Industry”. Penelitian ini menggunakan teori manajemen keuangan yang berhubungan dengan variabel Return On Asset, Modal Kerja, Perputaran Aset dan Pertumbuhan Penjualan. Penelitian ini mempunyai 12 sampel perusahaan diambil dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, uji t (uji parsial), uji f (uji simultan) dan koefisien determinasi bantuan software SPSS 24.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Modal Kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset, Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset, sedangkan Sales Growth juga tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Dan secara simultan Modal Kerja, Perputaran Aset dan Pertumbuhan Penjualan tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Return On Asset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 2.1

Matrik Penelitian Terdahulu

No.

Judul Artikel dan Sumber Jurnal, Tahun

Tujuan Penelitian

Variabel Penelitian

Sampel, Pengumpulan data, dan metode analisis

Hasil Penelitian

1.        1.

Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan Total Asset Turnover terhadap Return On Asset yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 

Rambe, I., Arif, M., & Tupti, Z. (2021).

 

Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, 21 (2), 147-161.

ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650

 

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/view/7898

Pengaruh CR terhadap ROA, pengaruh DER terhadap ROA, TATO terhadap ROA. CR, DER, dan TATO secara bersamaan pada ROA.

Current Ratio (X1)

 

Debt to Equity Ratio (X2)

 

Total Asset TurnOver (X3)

 

Return On Asset (Y)

Sampel :

7 Perusahaan sub sektor periklanan, pencetakan dan media

 

Pengumpulan data:

Purposive sampling

 

Metode analisis:

Regresi linier berganda metode analisis, uji asumsi klasik, uji t (uji parsial), uji f (uji simultan) dan koefisien determinasi

Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Return On Asset, Debt To Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset, dan Total Assets Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset.

2.      2.

Pengaruh Curernt Ratio, Cebt to Equity Ratio, dan Total Assets Turnover Terhadap Return On Asset

Pada Perusahaan Konstruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 

 

Nurdin, S., Tandirerung, Y. T., & Hurairah, J. (2020).

 

Jurnal Eksis16(2).

 

Http://E-Journal.Polnes.Ac.Id/Index.Php/Eksis/Article/View/543/354

Bertujuan untuk mengetahui Pengaruh antara CR, DER, dan TATO terhadap tingkat ROA pada perusahaan sektor konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Current Ratio (X1)

 

Debt to Equity Ratio (X2)

 

Total Assers Turnover (X3)

 

-          Return On Asset (Y)

Sampel :

9 Perusahaan kontruksi

 

Pengumpulan data:

Purposive Sampling

 

Metode analisis:

uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, analisis koefisien determinasi, uji-t dan uji-f

 

Current ratio mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap Return On Assets, debt to equity ratio berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return On Assets, total assets turnover berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets.

1.        3.

Pengaruh Current Ratio, Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio Dan Total Asset Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

 

M.Thoyib, Firmansyah, Darul Amri, Riza Wahyudi

(2018)

 

Jurnal Akuntanika, Vol. 4 , No. 2, Juli - Desember 2018

ISSN 2407 – 1072

 

http://www.journal.poltekanika.ac.id/index.php/akt/article/view/26/18

untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh CR, DAR, DER dan TATO terhadap ROA pada perusahaan Properti dan Real Estate di BEI periode 2012-2016.

-          Current Ratio (X1)

-           

-          Debt to Asset turnover (X2)

-           

-          Debt to Equity ratio (X3)

-           

-          Total Asset TurnOver (X4)

-           

-          Return On Asset (Y)

Sampel :

10 Perusahaan Properti dan Real Estate

 

Pengumpulan data:

Purposive Sampling

 

Metode analisis:

Statistik Deskriptif

 

CR tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA, DAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA sedangkan DER dan TATO yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

2.        4.

Pengaruh Total Assets Turn Over, Debt To Assets Ratio, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Asuransi

 

Sri mawarsih, Fajri Ramadhani, Limora Irawati

(2020)

 

Al-Mashrafiyah: Jurnal Ekonomi, Keuangandan Perbankan Syariah

Volume 4, Nomor 1,April (2020), H.34-45

 

Https://Journal3.Uin-Alauddin.Ac.Id/Index.Php/Almashrafiyah/Article/View/12373/Pdf

Bertujuan untuk menganalisis pengaruh Total  Assets  Turn  Over, Debt  to Assets Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Assets pada perusahaan sub sektor Asuransi yang terdaftar di BEI Periode 2014-2018.

 

-          Total Aset Turnover (X1)

-           

-          Deb to Assets Ratio (X2)

-           

-          Debt to Equity Ratio (X3)

 

-          Return On Asset (Y)

Sampel :

12 Perussahaan Sub Sektor Asuransi.

 

Pengumpulan data: Purposive sampling

 

Metode analisis: Regresi Linier berganda dengan uji asumsi klasik

 

Total  Assets  Turnover berpengaruh positif signifikan  terhadap Return on Assets, Debt  to Assets Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap Return on Assets dan Debt  to  Equity  Ratio tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap Return  on  Assets.

3.        5.

Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turn Over, Dan Debt To Assets Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

 

Saragih

(2021)

 

(Hal. 49 - 57) Jrak – Vol. 7 No. 1, Maret 2021

P-Issn : 2443-1079 E-Issn : 2715-8136

 

Http://Www.Ejournal.Ust.Ac.Id/Index.Php/Jrak/Article/View/1163/0

Bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh current ratio, total asset turnover dan debt to asset ratio terhadap return on asset pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

-          Current Ratio (X1)

-           

-          Total Asset Turnover (X2)

-           

-          Debt to Assets Ratio (X3)

 

Return On Asset (Y)

Sampel :

10 Perusahaan makanan dan minuman

 

Pengumpulan data : Purposive Sampling.

 

Metode analisis:

Analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis menggunakan uji t dan uji f

Hasil uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return on asset, total asset turn over berpengaruh positif dan signifikan terhadap retun on asset, dan debt to asset ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap retun on asset.

4.        6.

Pengaruh Current Ratio, Debt to Asset Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return on Asset pada Perusahaan Otomotif dan Komponennya yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 

Surya Sanjaya

(2019)

 

Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis

Vol . 19, No. 2, 2019, hal 136-150 ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650

 

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/download/4599/4059

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap return on assets, debt to asset ratio terhadap return on assets, total asset turnover terhadap return on assets.

-          Current Ratio (X1)

-           

-          Debt to Asset Ratio (X2)

-           

-          Total Asset Turnover (X3)

-           

-          Return on Asset (Y)

Sampel :

10 Perusahaan otomotif dan komponennya

 

Pengumpulan data :

Teknik Dokumentasi

 

Metode analisis:

Regresi linier berganda.

Current Ratio, Debt to Assets Ratio dan Total Assets Turn Over secara simultan berpengaruh terhadap ROA Secara parsial Current Ratio dan Total Assets Turn Over tidak berpengaruh terhadap ROA. Debt to Assets Ratio berpengaruh terhadap ROA.

5.        7.

Pengaruh Total Assets Turnover Dan Current Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2019

 

Febi Nur Khassanah

(2021)

 

Jima Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vol. 1, No. 2, Juni 2021

 

Https://Jom.Universitassuryadarma.Ac.Id/Index.Php/Jima/Article/View/37

bertujuan untuk mengetahui apakah TATO dan CR berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap ROA pada Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di BEI Periode 2016-2019.

-          Total Assets Turnover (X1)

-           

-          Current Ratio (X2)

 

-          Return On Asset  (Y)

Sampel :

10 perusahaan

 

Pengumpulan data:

Purposive sampling

 

Metode analisis:

Regresi linier berganda dengan uji hipotesis parsial (Uji-t) dan simultan (Uji-F)

Secara parsial TATO dan CR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, sedangkan secara simultan TATO dan CR tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap ROA.

8.

Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Sub Sektor Kosmetik Dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

 

Dedek Kurniawan Gultom, Mukhritazia Manurung

(2020)

 

Jurnal Humaniora, Vol.4, No.1, April 2020 : 1-14

ISSN 2548-9585

 

http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/humaniora/article/view/419

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover secara simultan terhadap Return on Asset.

Current Ratio (X1)

 

Debt to Equity Ratio (X2)

 

Total Asset Turnover (X3)

 

Return On Asset (Y)

Sampel :

5 Perusahaan Sub sektor kosmetik dan barang keperluan rumah tangga

 

Pengumpulan data:

Purposive Sampling

Metode analisis:

Regresi berganda

Current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Secara simultan Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan terhadap Return on Asset.

 

9.

Pengaruh Sales Growth, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover terhadap Return On Assets pada Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2018-2020

 

Dian Ramli

(2022)

 

Riset & Jurnal Akuntansie –ISSN  : 2548-9224

p–ISSN  : 2548-7507

Volume 6 Nomor 1, Januari 2022

 

http://owner.polgan.ac.id/index.php/owner/article/view/647/302

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover terhadap Return on Assets pada perusahaan sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

-          Sales Growth (X1)

-           

-          Debt to Equity Ratio (X2)

-           

-          Total Assets Turnover (X3)

 

-          Return On Asset (Y)

Sampel :

49 Perusahaan Property dan Real Estate

 

Pengumpulan data:

Purposive Sampling

 

Metode Analisis :

Regresi Panel Data

 

 

 

Efektivitas Sales Growth tidak signifikan terhadap Return on Asset tetapi Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return on Assets. Uji parsial menunjukkan bahwa Efektivitas Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap Return on Assets. Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets. Total Assets Turnover berpengaruh positif dan signifikan

10.

Pengaruh Current Ratio dan Total Asset Turnover terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Restoran, Hotel Dan Pariwisata yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

 

Roni Parlindungan Sipahutar

(2020)

 

Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis Vol . 19, No. 2, 2019, hal 200-211

ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)

 

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan/article/view/4753/4192

Bertujuan untuk mengetahui pengaruh Current Ratio dan Total Assets Turnover terhadap Return On Assets baik secara parsial maupun secara simultan terhadap Return On Assets pada Perusahaan Restoran, Hotel, dn Pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012 – 2016.

-          Current Ratio (X1)

-           

-          Total Assets Turnover (X2)

 

-          Return On Asset (Y)

Sampel :

7 perusahaan Restoran, Hotel Dan Pariwisata

 

Pengumpulan data :

Teknik Dokumentasi

 

Metode analisis:

uji asumsi klasik (Uji Multikolinearitas, Uji Heterokesdatisitas, dan Uji Autokorelasi ), Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Hipotesis (Uji-t dan Uji-F), dan Koefisien Determinasi

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Current Ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets. Sedangkan Total Assets Turnover secara parsial ada pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Return On Assets. Dan secara simultan menunjukan bahwa Current Ratio dan Total Assets Turnover secara bersama - sama memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Return On Assets

11.

The Effect Of Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt To Asset Ratio, And Debt To Equity Ratio On Return On Assets In Plantation Sub-Sector Companies Listed On The Indonesia Stock Exchange

 

Rais Gunawan, Marlina Widiyanti, Shelfi Malinda

(2022)

 

International Journal of Economic, Business, Accounting, Agriculture Management and Sharia Administration IJEBAS

Volume 2 Issue 1 (2022)

E-ISSN: 2808-4713

 

https://radjapublika.com/index.php/IJEBAS

This study aims to analyze and apply the effect of the current ratio (CR), total asset turnover (TATO), debt to asset ratio (DAR), and debt to equity ratio (DER) on return on assets (ROA).

Current Ratio (X1)

 

-          Total Asset Turnover (X2)

-           

-          Debt to Asset Ratio (X3)

-           

-          Debt to Equity ratio (X4)

 

-          Return On Asset (Y)

A sample of 21 companies

The data collection technique uses documentation from financial reports published on the IDX's official website, namely www.IDX.co.id

The analysis used is multiple regression analysis

The results of this study indicate that the Current Ratio does not affect ROA, TATO has a positive and significant effect on ROA, DAR has a negative and significant effect on ROA, DER has a positive and significant effect on ROA.

12.

Effect of Quick Ratio, Total Asset Turnover, and Receivable Turnover on Return on Assets in Food and Beverages Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX)

 

Muhammad Yamin Siregar

(2020)

 

Faculty Economic and Business, Universitas Medan Area, Indonesia

 

Vol 5, No 1 (2022)

yaminsiregar@staff.uma.ac.id

The purpose of this study was to determine the effect of Quick Ratio, Total Asset Turnover and Receivable Turnover on Return On Assets in Food & Beverages companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX).

-          Quick Ratio (X1)

-           

-          Total Asset Turnover (X2)

-           

-          Receivable Turnover (X3)

-           

-          Return On Asset (Y)

The sample in this study amounted to 8 companies. The data collection technique used is documentation The data used is secondary data with multiple linear regression analysis method panel data using the help of the Eviews 10 programs.

The results of the study prove that partially the QR variable has a significant effect on ROA, the TATO variable has a partial but not significant effect on ROA and the RTO variable has no effect on return on assets. Simultaneously quick ratio, total asset turnover and receivable turnover has no effect on ROA. With the coefficient of determination (R²) of 0.094563.

13.

The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio and Company Size on Return On Assets

 

Dede Hertina ,Ahfi Fauka Pranata

(2021)

 

Turkish Journal of Computer and Mathematics Education

Vol.12 No.8 (2021), 1702-1709

This study aims to determine the effect of Current Ratio, Debt To Equity Ratio and Company Size on Return On Assets..

Current Ratio (X1)

-           Debt to equity Ratio (X2)

-           

-          Company size (X3)

 

-          Return On Asset (Y)

The research sample that met the criteria using purposive sampling method, there were 9 companies. The data analysis method used is panel data regression analysis (Fixed Effect).

The results of the study show that simultaneously Current Ratio, Debt To Equity Ratio and Company Size have an effect on profitability. Partially Current Ratio and Debt To Equity Ratio have no effect on Return on Assets, and Company Size has a significant negative effect on Return on Assets.

14.

Effect of Current Ratio, Debt to Total Asset Ratio, Cash Turnover and Total Asset Turnover on Return on Assets in Food and Beverage Subsector Companies on the IDX 2015 - 2018 Period

 

Melvina, Handoko

(2020)

 

Jurnal Mantik

Volume 4, Number 3, Nov 2020, pp. 2277-2287E-

ISSN 2685-4236

 

https://iocscience.org/ejournal/index.php/mantik

This  study  aims  to  test  whether  Current  Ratio,  Debt  to  Total  Asset  Ratio,  Cash

Turnover and Total Asset Turnover have an influence on Return on Assets using  the   t   test   and   F   test.

 

-          Current Ratio (X1)

-           

-          Debt to Total Asset Ratio (X2)

-           

-          Cash Turnover (X3)

-           

-          Total Asset Turnover (X4)

 

-          Return On Asset (Y)

The sample size is 13 industries

This   research   method   uses   a   deductive   approach, quantitative   research   types   and   descriptive   research   characteristics

The results showed that the partial  current  ratio  has  a  positive  and  significant  effect  on  ROA,  by  means  of partial cash turnover has a negative and significant effect on ROA, but by means of  partial  DAR  and  TATO  it  has  no  effect  on  ROA.  By  simultaneous  means Current  Ratio,  Debt  to  Total  Asset  Ratio,  Cash  Turnover  and  Total  Asset Turnover have a significant effect on ROA.

15.

Effect of Working Capital, Asset Turnover and Sales Growth Limited Return on Assets on Food and Beverage Industry

 

Jumeida Simatupang

(2021)

 

International Journal of Business Economics (IJBE)

Vol, 2 Issue 2, pp 143-154, March - August 2021

eISSN 2686-472x

 

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/ijbe

This study uses financial management theory related to variable Return On Assets, Working Capital, Asset Turnover and Sales Growth

Working Capital  (X1)

 

-           Asset Turnover  (X2)

-           

-          Sales Growth Limited  (X3)

 

-          Return On Asset (Y)

Samples were taken

using multiple linear regression analysis methods, classic assumption test, t test

(partial test), f test (simultaneous test) and SPSS 24.0 software assistance

Determination coefficient

The results showed that: Working Capital has no significant effect on Return On Asset, Asset Turnover has no significant effect on Return On Asset, while Sales Growth also has no significant effect on Return On Asset. And simultaneously Working Capital, Turnover Assets and Sales Growth has no effect and is insignificant to Return On Asset.

Sumber : data penulis, (2022)

 


 

2.2      Tinjauan Teoritis

2.2.1   Laporan Keuangan

2.2.1.1  Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi penting juga untuk memperhatikan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut Brigham (2016:84). Menurut Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (2018:2) dinyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. Menurut Budi (2019:53), laporan keuangan adalah laporan pertanggung jawaban manager atau pimpinan perusahaan atas pengelolaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya kepada pihak-pihak luar perusahaan. Mengacu pada definisi di atas, menyatakan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang berisi pencatatan uang dan transaksi yang terjadi dalam bisnis, termasuk transaksi pembelian dan penjualan serta transaksi lain yang bernilai ekonomi dan moneter, yang terjadi dalam jangka waktu tertentu.

 

2.2.1.2  Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) (2018:4) Tujuan laporan keuangan :

1.              Untuk menawarkan data tentang kinerja perusahaan, situasi keuangan dan perubahan posisi keuangan yang dapat digunakan oleh berbagai pengguna untuk membuat keputusan keuangan.

2.              Informasi ini menggambarkan akuntabilitas manajemen kepada pengguna sumber daya yang dipercayakan kepada mereka dan membantu sebagian besar pengguna laporan dalam membuat penilaian ekonomi.

3.              Laporan keuangan mencakup informasi mengenai aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban ekuitas, termasuk laba rugi, kontribusi dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas untuk mencapai tujuan ini.

 

2.2.2   Rasio Keuangan

2.2.2.1  Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Kariyoto (2017:12) analisis rasio digunakan untuk menunjukkan hubungan antara unsur dalam laporan keuangan yang diperlukan untuk memeriksa dan membandingkan hubungan yang ada pada unit-unit informasi dalam laporan keuangan. Rasio keuangan merupakan suatu cara dengan melalui perhitungan yang menghasilkan suatu angka, angka tersebut di dapat dari suatu proses perbandingan dari satu pos ke pos lainnya yang memiliki hubungan yang relevan dan signifikan Sofyan Syafari Harahap (2016:297). Menurut Kasmir (2016:104) menjelaskan rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka yang lainnya.

Mengacu pada pengertian diatas rasio keuangan adalah tindakan meninjau dan membandingkan angka-angka dalam laporan keuangan, sesuai dengan konsep yang diberikan di atas. Data dari laporan laba rugi dan neraca dapat digunakan untuk menghitung rasio. Analisis rasio digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi efektivitas, profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas kinerja operasional dan keuangan perusahaan.

 

2.2.2.2  Tujuan dan Manfaat Rasio Keuangan

Menurut Fahmi (2017:109) manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu:

1.        Sebagai alat analisis kinerja dan menyoroti kesuksesan perusahaan,

2.        Bagi pihak manajemen digunakan sebagai panduan perencanaan,

3.        Dapat digunakan sebagai alat untuk menilai kondisi keuangan perusahaan

4.        Bagi pihak kreditur digunakan untuk menentukan potensi risiko yan terkait dengan terjaminnya kelanjutan pembayaran bunga dan pelunasan pinjaman pokok.

5.        Memanfaatkan untuk mengevaluasi bagi pihak kepentingan organisasi.

 

2.2.2.3  Jenis-jenis Rasio Keuangan

Ada beberapa jenis rasio keuangan yang sering digunakan, diantara lain meliputi :

1.         Rasio Likuiditas

Rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio adalah contoh rasio likuiditas yang berbeda.

2.         Rasio Solvabilitas

Rasio ini menjelaskan tentang kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang maupun perusahaan yang dilikuidasi. Rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman. Adapun jenis dari rasio solvabilitas yaitu, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio,Long-term Debt to Asset Ratio, Long-term Debt to Equity Ratio, Long-term Debt to Capitalization Ratio, Time Interest-Earned Ratio dan Cash Coverage

3.         Rasio Profitabilitas

Rasio yang digunakan untuk menilai kapasitas perusahaan untuk menghasilkan laba dari semua sumber dayanya, antara lain meliputi aktivitas penjualan, kas, modal, personel, dan cabang. Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Asset Ratio, Return On Equity Ratio, Return On Sales Ratio, Return On Capital Employed, Return On Investment, dan Earning Per Share adalah beberapa contoh jenis rasio ini.

4.         Rasio Aktivitas

Rasio ini bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana. Jenis dari rasio ini adalah Total Asset Turnover, Current Asset Turnover, Working Capital Turnover, Accounts Receivable Turnover, Inventory Turnover dan Cash Turnover.

Dalam penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang berkaitan dengan rumusan masalah yaitu : Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Asset Ratio dan Return On Asset.

 

 

2.2.3   Return On Asset

2.2.3.1  Pengertian Return On Asset

Rasio ini mencerminkan seberapa baik perusahaan mengelola assetnya untuk menghasilkan keuntungan selama periode waktu tertentu. Ini adalah rasio profitabilitas yang menampilkan proporsi keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan.

Return On Asset menurut Lukman (2016:63) merupakan ukuran kapasitas perusahaan secara keseluruhan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimilikinya Return On Assets merupakan rasio yang menunjukkan sebesara besar kontribusi suatu aset dalam menghasilkan laba bersih, menurut Hery (2018:193). Kasmir (2016:201) mengklaim bahwa Return On Asset merupakan rasio yang menampilkan hasil (return) atas seluruh aset perusahaan.

Mengacu pada pengertian diatas maka dapat dijelaskan bahwa Return On Asset adalah pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam menciptakan laba bersih. Return On Aset dapat digunakan sebagai ukuran untuk menentukan kemampuan perusahaan memaksimalkan pendapatan mengingat posisi asetnya.Semakin besar Return On Asset  menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.

2.2.3.2  Tujuan dan Manfaat Return On Asset

Hery (2018:98) menyatakan bahwa tujuan dan manfat Return On Asset adalah sebagai berikut :

1.         Mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang lama.

2.         Untuk menilai profitabilitas perusahaan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dan saat ini.

3.         Secara konsisten menilai

4.         Memperkirakan keuntungan bersih yang akan diperoleh dari setiap rupiah nilai seluruh aset.

5.         Setelah menghitung laba bersih yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dimasukkan ke dalam total ekuitas

6.         Mencari tahu berapa banyak penjualan bersih menuju laba opersional.

7.         Tentukan margin laba kotor atas penjualan bersih

8.         Tentukan margin laba bersh atas penjualan bersih.

 

2.2.3.3  Faktor yang mempengaruhi Return On Asset

Menurut Munawir (2015:89) ada dua aspek yang mempengaruhi return on asset yaitu perputaran aset operasi (tingkat perputaran aset yang digunakan untuk keuntungan operasional) dan profit margin, yang merupakan hubungan antara laba operasional dan penjualan bersih. Margin laba ini menghitung jumlah laba yang dapat dihasilkan bisnis sehubungan dengan penjualan.

 

2.2.3.4  Pengukuran Return On Asset

Return On Asset merupakan rasio yang dikenal sebagai pengembalian aset yang digunakan untuk menilai kapasitas tim manajemen bank untuk mencapai profitabilitas dan mengendalikan tingkat efisiensi operasi bank secara keseluruhan. Karena pengembalian meningkat perusahaan berkinerja lebih baik, yang dapat diartikan semakin tinggi pengembalian asetnya

 

Menurut Kasmir (2016:204) Return On Asset dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

 

2.2.4   Current Ratio

2.2.4.1  Pengertian Current Ratio

Salah satu rasio likuiditas adalah Current Ratio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah current rationya. Current Ratio merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan menurut Lukman (2016:43). Dengan membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar, seseorang dapat menghitung Current Ratio. Current Ratio adalah indikator solvabilitas jangka pendek perusahaan yang banyak digunakan atau kapasitasnya untuk melunasi hutangnya saat jatuh tempo menurut Fahmi (2017:121). Current Ratio menurut Kasmir (2016:134) adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangkka pendek yang akan jatuh tempo pada saat ditaguh secara keseluruhan.

Mengacu pada informasi yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa current ratio adalah cara untuk mengukur tingkat keamanan perusahaan dengan menilai kemampuasnnya untuk melunasi kewajiban lancar dengan aset lancar yang akan segera jatuh tempo.

 

2.2.4.2  Tujuan dan Manfaat Current Ratio

Hery (2018:7) menyatakan bahwa tujuan dan manfaat Current Ratio antara lain :

1.         Mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang yang akan segera jatuh tempo.

2.         Menggunakan total aset lancar untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban jangka pendek.

3.         Menggunakan aset sekarang untuk mengukur kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa memperhitungkan persediaan barang dagangan dan aset lancar lainnya.

4.         Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek sebagai alat untuk perencanaan keuangan di masa mendatang, terutama dalam hal penganggaran kas dan utang jangka pendek.

5.         Membandingkan keadaan dan posisi perusahaan secara berkala dalam rentang waktu tertentu.

 

 

 

2.2.4.3  Faktor yang mempengaruhi Current Ratio

Kas dan bank menurut Kariyoto (2017:190) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Current Ratio :

1.              Jumlah uang tunai dan saldo rekening bank yang dapat ditarik sekaligus oleh perusahaan.

2.              Sekuritas, sekuritas yang dimaksud adalah sekuritas jangka pendek, seperti saham yang dibeli dengan memepertimbangkan investasi jangka pendek, bukan jangka panjang.

3.              Tagihan perusahaan kepada pihak ketiga yang berasal dari transaksi bisnis perkreditan dikenal dengan piutang dagang

4.              Persediaan barang adalah barang dagangan yang diperdagangkan oleh bisnis untuk operasinya.

5.              Kewajiban yang dibayar dimuka adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantisipasi operasi bisnis dimasa mendatang.

 

2.2.4.4  Pengukuran Current Ratio

Dengan menggunakan aset lancar pada saat jatuh tempo, pengukuran current ratio berupaya memastikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajban jangka pendek. Membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar menghasilkan current ratio.

Menurut Kasmir (2016:135) rumus perhitungan current ratio dapat diterapkan sebagai berikut:

 

2.2.5   Total Asset Turnover

2.2.5.1  Pengertian Total Asset Turnover

Total aset turnover merupakan salah satu bentuk dari rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue. Menurut Hery (2018:124) menyatakan bahwa Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimilikinya termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Total Asset Turnover, Lukman (2016:62) menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan volume penjualan tertentu. Semakin efektif semua aset digunakan untuk menghasilkan penjualan, semakin tinggi Total Asset Turnover. Total Asset Turnover menurut Kasmir (2016:185) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran seluruh aset perusahaan dan menghitung nilai kontribusi setiap rupiah terhadap penjualan.

Mengacu pada pengertian bahwa Total Asset Turnover mengukur seberapa seimbang total aset perusahaan untuk menghasilkan penjualan. Kesimpulannya yaitu lebih mampu memperoleh keuntungan dari seluruh asetnya dan dapat memaksimalkan keuntungan tersebut menjadi lebih baik lagi dimasa depan dengan semakin tingginya total asset turnover.

 

2.2.5.2  Tujuan dan Manfaat Total Asset Turnover

Tujuan dan manfaat Total Asset Turnover menurut Kasmir (2016:186) adalah

1.                   Untuk mengukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan piutang dalam jangka wakt tertentu. Untuk menentukan hari-hari biasa untuk menagih piutang.

2.                   Untuk menentukan jumlah hari tertentu barang dagangan disimpan di gudang.

3.                   Untuk menghitung berapa kali uang yang digunakan untuk modal kerja berputar dalam jangka waktu tertentu.

4.                   Untuk menentukan seberapa sering dalam suatu periode dana yang diinvestasikan dalam aktiva tetap berputar.

5.                   Dipekerjakan untuk membandingkan penjualan dengan penggunaan semua sumber daya perusahaan.

 

2.2.5.3  Faktor yang mempengaruhi Total Asset Turnover

Total Asset Turn Over yang mengukur efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan volume penjualan, merupakan salah satu indikator rasio aktivitas. Salah satu ukuran rasio aktivitas menurut Syafrida Hani  (2015:123) adalah Total Asset Turnover yang menunjukkan seberapa efektif perusahaan menggunakan seluruh asetnya untuk mennghasilkan volume penjualan. Penjualan dan total aset merupakan variabel yang mempengaruhi Total Asset Turnover.

 

2.2.5.4  Pengukuran Total Asset Turnover

Total assets turnover menunjukan sejauh mana semua aset perusahaan digunakan untuk menghasilkan penjualan. Perusahaan akan menghasilkan lebih banyak uang jika semakin tinggi rasio total aset yang diserahan  dan sebaliknya. Pemanfaatan aset perusahaan efektif dan efisien dalam menompang laba perusahaan yang dihasilkan oleh aset tersebut.

Rumus untuk mengukur Total Asset Turnover menurut Kasmir (2016:184) yaitu:  

 

2.2.6   Debt to Asset Ratio

2.2.6.1  Pengertian Debt to Asset Ratio

Rasio yang digunakan untuk membandingkan total utang terhadap total aset disebut Debt to Asset Ratio menurut Hery (2018:162). Debt to Asset Ratio menurut Lukman (2016:62) merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui sebesarap besar aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur hhubungan antara total utang dengan total aset, menurut Kasmir (2016:156).

Mengacu dari informasi sebelumnya, dapat dikatakan bahwa debt to asset ratio mengukur dampak utang perusahan terhadap manajemen aset. Dengan kata lain, jika rasionya tinggi, lebih banyak dana yang disediakan oleh hutang, sehingga mempersulit bisnis mendapatkan pinjaman baru karena diperkirakan tidak mampu melunasi hutangnya dengan menggunakan asetnya.

 

2.2.6.2  Tujuan dan Manfaat Debt to Asset Ratio

Berikut adalah tujuan dan manfaat dari Debt to Asset Ratio menurut Hery (2018:164)

1.              Untuk menentukan kewajiban perusahaan secara keseluruhan kepada kreditur, khususnya yan berkaitan dengan seluruh aktiva atau modalnya.

2.              Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kewajiban jangka panjang perusahaan dengan jumlah modal yang dimilikinya.

3.              Untuk menentukan persentase kekayaan perusahaan yang dibiayai dengan hutang untuk; untuk menentukan persentase kekayaan perusahaan yang dibiayai oleh modal.

4.              Untuk mengetahui seberapa besar hutang mempengaruhi pendanaan aset perusahaan.

5.              Menghitung nilai aset yang dijadikan jaminan utang dalam kelipatan rupiah.

6.              Menghitung nilai barang yang dijadikan jaminan atas modal pemilik atau pemegang saham dalam kelipatan setiap rupiah.

7.              Membagi setiap rupaih modal yang dijadikan jaminan utang menjadi beberapa bagian.

8.              Mengevaluasi tingkat atau frekuensi kemampuan usaha untuk membayar kewajiban sebagaimana ditentukan oleh total keuntungan operasional.

 

2.2.6.3  Faktor yang mempengaruhi Debt To Asset

Faktor-faktor yang mempengaruhi Debt To Asset Ratio menurut IBI Ikatan Bankir Indonesia (2017) adalah sebagai berikut:

1.         Tingkat utang dan penggunaan utang

Besarnya modal yang diperoleh melalui pinjaman dan dipergunakan untuk menambah modal sendiri, inilah yang disebut dengan tingkat utang. Sehubungan dengan debt to asset ratio tingkat utang juga meningkat. Tingkat utang adalah alat yang sangat membantu, tetapi harus ditangani dengan hati-hati.

2.         Rasio maksimum utang terhadap aset

Rasio utang terhadap aset maksimum yang mungkin dimiliki individu atau perusahaan adalah ketika aset tersebut masih mampu menompang biaya utang sendiri atau dengan kata lain, ketika pengembalian aset masih melebihi tingkat bunga rata-rata utang. Atau dengan kata lain, penggunaan akan efektif jika pengembalian aset diatas tingkat bungan dan hutang, tetapi modal jika pengembalian aset lebih kecil dari tingkat bunga.

 

2.2.6.4  Pengukuran Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio adalah metrik yang digunakan untuk menentukan seberapa besar utang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan atau seberapa besar utang berdampak pada pembiayaan aset.

Menurut Kasmir (2016:156) debt to asset ratio dihitung sebagai berikut :

 

 

2.3         Kerangka Konseptual

Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba rugi dan neraca. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan food and beverage yang terdaftar dibursa efek indonesia pada tahun 2019-2021. Laporan yang saya teliti ini disajikan dalam bentuk rasio keuangan yaitu Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Asset Ratio dan Return On Asset. Dibawah ini yaitu kerangka konseptual dimana fungsinya untuk mengetahui variabel bebas berpengaruh secara parsial dan simultan terhadap variabel terikat.

Return On Asset

(Y)

Current Ratio (X1)

Total Asset Turnover  (X2)

Debt to Asset Ratio  (X3)

 


                                                                                H1

                                                                                

                                                                                        H2

                                                                       H3

                                                                                H4

                Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

Keterangan :        

                                Uji Parsial

                                Uji Simultan

 

2.4              Hubungan Antar Variabel

2.4.1        Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Asset

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Current Ratio suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang harus dipenuhi dengan aktiva lancar.sehigga tiap tahunnya perusahaan menunjukkan kemampuan untuk menutupi kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo. Hal ini akan berdampak pada peningkatan Return On Asset.

 

2.4.2        Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return On Asset

Total Asset Turnover menampilkan semua aset yang menghasilkan pendapatan. Secara umum diyakini bahwa semakin tinggi rasio ini semakin baik, karena hal ini menunjukkan bahwa manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aset untuk meningkatkan penjualan.

 

 

2.4.3        Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset

Berapa banyak hutang perusahaan yang dibiayai oleh manajemen aset. Dengan kata lain, jika rasionya tinggi lebih banyak dana yang disediakan oleh hutang, sehingga bisnis lebih sulit mendapatkan pinjaman baru karena itu berpikir bahwa itu tidak akan mampu melunasi hutangnya menggunakan asetnya.

 

2.4.4        Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset

Seberapa baik perlengkapan bisnis untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin kuat current ratio, semakin banyak uang tunai yang dimiliki bisnis untuk emmenuhi kewajibannya. Debt to Asset Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi hutangnya. Semakin besar nilai rasio ini menandakan banyaknya aset yang diperoleh dari pembiayaan utang dan sebaliknya. Total Asset Turnover merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar perusahaan mampu mengelola total assetnya untuk menghasilkan penjualan, dengan meningkatnya penjualan maka akan meningkat jumlah laba. Retun on asset  adalah mengukur kapasitas perusahaan untuk memperoleh keuntungan saat mengunakan semua sumber dayanya.

 

2.5         Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual dan pengaruh setiap variabel terhadap Return On Asset diatas maka disusun hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini adalah :

H1 : Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On  Asset

H2 : Total Asset Turnover berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

H3 : Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset

H4 : Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset


 

BAB III

METODE PENELITIAN

 

3.1         Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Metodologi asosiatif digunakan dalam penelitian kuantitatif semacam ini. Data dalam bentuk angka digunakan dalam jenis penelitian kuantitatif ini untuk menyelidiki populasi atau sampel tertentu. Pengembangan dan penerapan model matematika, teori, dan/atau layanan hipotetis yang relevan dengan suatu fenomena adalah tujuan dari penelitian kuantitatif. Hubungan antar variabel dalam suatu populasi juga ditentukan. Penelitian yang menggunakan teknik asosiatif berusaha membangun hubungan antara dua variabel atau lebih. Koneksi penting antara temuan matematis dan empiris koneksi kuantitatif disediakan oleh proses pengukuran.

 

3.2         Obyek Penelitian

Objek penelitian yang merupakan tujuan yang ingin dicapai guna memperoleh jawaban atau solusi atas permasalahan yang timbul merupakan hal yang harus menjadi perhatian dalam suatu penelitian. Fokus penelitian adalah pada bisnis Food and Baverage yang akan terdaftar di BEI tahun 2019 dan 2021. Current ratio, total asset turnover, debt to asset ratio, dan return on asset merupakan unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini.

 

3.3         Variabel Penelitian

Atribut, sifat, atau nilai seseorang, benda, atau aktivitas yang memiliki perubahan spesifik yang diputuskan oleh peneliti untuk diperiksa dan selanjutnya ditarik kesimpulannya dikenal sebagai variabel penelitian menurut Sugiyono (2019:68). Mengacu pada pengertian variabel penelitian, maka variabel penelitian yang akan diteliti adalah variabel bebas dan variabel terikat.

3.3.1   Klasifikasi Variabel

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas(X) dan variabel terikat(Y).

a.    Variabel Bebas (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Current Ratio(X1), Total Asset Turnover(X2), dan Debt To Asset Ratio (X3).

b.    Variabel Terikat(Y)

Variabel terikat adalah variabel yang terpengaruh oleh satu atau lehib variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian yaitu, Return On Asset(Y).

 

3.3.2   Definisi Operasional Variabel

3.3.2.1  Current Ratio (X1)

Current Ratio merupakan komposisi untuk melunasi utang pada saat jatuh tempo yang diukur dengan rasio lancar dikenal dengan solvabilitas jangka pendek. Salah satu rasio keuangan yang sering digunakan dengan membandingkan aset lancar dan kewajiban lancar. Menilai kemampuan perusahaan dalam membyar hutang jangka pendek yang akan jatuh tempo pada saat ditagiih secara keseluruhan (Fahmi 2017:121; Kasmir 2016:134; Lukman 2016:43). Maka  penelitian ini ingin menunjukkan apakah perusahaan Food and Bavrage ini mampu menutupi hutang jangka pendek dengan aset yang dimilikinya. Pengukuran Current Ratio adalah dengan cara membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar.

 

3.3.2.2  Total Asset Turnover (X2)

Total Assets Turnover adalah seberapa efektif suatu bisnis menggunakan asetnya termasuk seberapa efektif penggunaan sumber daya yag dimiliki saat ini, perputaran seluruh aset perusahaan dan menghitung nilai kontribusi setiap rupiah terhadap penjualan. Menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh aset perusahaan untuk menghasilkan volume penjuaalan tertentu. Semakin efektif semua aset digunakan untuk menghasilkan penjualan, semakin tinggi perputaran total aset. (Hery 2018:124; Kasmir 2016:185; Lukman 2016:62). Total Asset Turnover merupakan keseimbangan yang layak untuk perusahaan dengan total asset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Maka  penelitian ini mengukur keefektifan perusahaan Food and Baverage menghasilkan penjualan yang maksimal dengan aset yang dimilikinya. Pengukuran Total Asset Turnover adalah dengan cara membandingkan penjualan dengan total asset.

 

3.3.2.3  Debt to Asset Ratio (X3)

Debt to asset ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahuii seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh kreditur. Rasio utang yang digunakan untuk mengukur hubungan antara total utangg dengan total aset dengan membandingkan total utang terhadap total aset disebut rasio utang terhadap aset (Hery 2018:162; Kasmir 2016:156; Lukman 2016:62). Rasio utang terhadap aset mengukur dampak utang perusahaan terhadap manajemen aset. Dengn kata lain, jika rasionya tinggi, lebih banyak dana yang disediakan oleh hutang, sehingga mempersulit bisnis untuk mendapatkan pinjaman baru karena diperkirakan tidak akan mampu melunasi hutangnya dengan menggunakan asetnya. Dengan nada yang sama, semakin rendah rasionya, semakin sedikit perusahaan yang dibiayai utang. Pengukuran Debt To Asset Ratio adalah dengan cara membandingkan total hutang dengan total aset.

 

3.3.2.4  Return On Asset (Y)

Return On Assets merupakan ukuran kapasitas perusahaan secara keseluruhan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dimilikinya. Menunjukkan seberapa besar kontribusi suatu aset dalam menghasilkan laba bersih. Menampilkan hasil (return) atas seluruh aset perusahaan (Hery 2018:193; Kasmir 2016:201; Lukman 2016:63). Laba perusahaan tidak hanya menjadi indiikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada investornya, tetapi juga merupakan unsur penciptaan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa depan. Pengukuran Return On Asset adalah perbandingan Laba Bersih dengan Total Aktiva.

 

3.4         Jenis, dan Sumber Data

3.4.1   Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu pengumpulan, pengolaan, analisis, dan penyaajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

 

3.4.2   Sumber Data

Sumber data dari penelitian ini yaitu data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau data yang diperoleh dari pihak lain yang biasanya sudah diolah dalam bentuk publikasi, berupa laporan keuangan khususnya neraca dan laba rugi tahun 2019-2021. Penelitian ini mengambil data melalui akses internet ke website yang memberikan tambahan informasi tentang masalah dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, yang menjadi sumber data sekunder adalah laporan keuangan yang diperoleh dengan cara mengakses website resmi BEI yaitu https://www.idx.co.id/.

 

3.5         Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan dokumentasi untuk metode pengumpulan data. Data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI menjadi sumber sekunder data kuantitatif yan digunakan dalam penelitian ini.

 

3.6         Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruan sumberdata yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan FNB yang terdaftar di BEI pada tahun 2019-2021 dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 30 perusahaan FNB.

Sampel merupakan sebagian dari anggota populasi saja yang menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebatas pada perusahaan FNB yang terdaftar di BEI saja. Variabel yang digunakan juga hanya sebatas tiga variabel independen karena ingin memfokuskan penelitian pada variabel tersebut. Penelitian ini pun hanya sebatas pada 3 tahun yaitu 2019-2021. Kriteria perusahaan dalam penelitian ini yaitu :

Tabel 3.1

Teknik Pengambilan Sampel

No

Kriteria Pemilihan Sampel

Jumlah

1.

Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2019-2021

30

2.

Perusahaan Food and Beverage yang mempublikasikan Laporan keuangan selama periode Tahun 2019-2021

28

3.

Perusahaan Food and Beverage yang memiliki laporan keuangan yang laba bersihnya positif

21

4.

Perusahaan Food and Beverage yang tidak mengalami peningkatan laba bersih secara berturut-turut

10

Sampel akhir yang memenuhi kriteria

10

Sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 10 perusahaan Food and Beverage.

 

 

 

 

 

 

 

 

Tabel 3.2

Sampel Perusahaan

No

KODE

Nama Perusahaan

1.

ALTO

PT TRI BANYAN TIRTA Tbk

2.

CAMP

PT CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk.

3.

CEKA

PT WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk.

4.

DLTA

PT DELTA DJAKARTA TBK

5.

DMND

PT DIAMOND FOOD INDONESIA Tbk.

6.

GOOD

PT GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA Tbk

7.

MLBI

PT MULTI BINTANG INDONESIA Tbk

8.

MYOR

PT MAYORA INDAH Tbk

9.

ROTI

PT NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

10.

STTP

PT SIANTAR TOP Tbk

 

 

3.7  Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengolah data menjadi informasi, data akan menjadi mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Teknik analisis ini berupa angka-angka yang kemudian dipecahkan masalah dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari sampel yang sudah ditentukan dan dengan menggunakan analisis teori yang berkaitan setelah itu menarik kesimpulan dari hasil yan diuji apakah hipotesis diterima atau ditolak. Analisis ini merupakan kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan mendeskripsikan data yang terkumpul Sugiyono (2019:482).

 

3.7.1   Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda merupakan metode analisis data yan dipilih sebagai solusi dari rumusan masalah yang diteliti. Menemukan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat adalah tujuan dari pendekatan regresi linier berganda Analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linier berganda dengan persamaan sebagai berikut:

 

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Dimana :

Y                     : Return On Asset

X1                   : CR

X2                   : TATO

X3                   : DAR

β0                   : Intercept (Konstanta)

β1, β2, β3      : Koefisien regresi.

E                     : Error

 

3.7.2   Uji Asumsi Klasik

Sebelum data dianalisis lebih lanjut menggunakan analisis regresi berganda, terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji heterokedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinieritas.

3.7.2.1  Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan variabel dependen atau keduanya terdistribusikan secara normal atau tidak. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) test yang terdapat di program SPSS. Distribusi data dapat dikatakan normal apabila nilai signifikansi > 0,05 Ghozali (2018:161).

 

3.7.2.2  Uji Heteroskedastisitas

Disebut homoskedastisitas jika variasi antara residual dua pengamatan sama, dan heteroskedastisitas jika varianya berbeda. Jika Signifikan di atas tingkat kepercayaan 5 % maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.  Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah ketidaksamaan varian antara residual satu pengamatan dengan pengamatan lainnya dalam model regresi, Ghozali (2018:120). Pemilihan tersebut didasarkan pada prinsip bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas jika tidak ada pola yan terlihat dan titik-titik berjarak sama diatas dan dibawah nilai 0 pada sumbu Y.

 

3.7.2.3  Uji Autokorelasi

Ghozali (2018:111) menyatakan bahwa uji autokorelasi berusaha untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) dalam model regresi linier. Uji Durbin-Watson (Uji DW) memberikan landasan untuk pengambilan keputusan dalam uji autokorelasi, menurut Ghozali (2018) secara khusus :

1.       Deteksi autokorelasi positif :

Jika d < dL maka terdapat autokorelasi positif, Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif, dan Jika dL < d < dU maka tidak dapat diambil keputusan.

2.       Deteksi autokorelasi negatif :

Jika (4-d) < dL maka terdapat autokorelasi positif, Jika (4-d) > dU maka tidak terdapat autokorelasi positif, dan Jika dL < (4-d) < dU maka tidak dapat diambil keputusan.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dikatakan tidak ada autokorelasi bila nilai dL < DW > dU atau dL < (4-DW) > dU.

 

3.7.2.4  Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menetahui apakah variabel bebas dalam model regresi penelitian berkorelasi. Nilai VIF 10,00 dan nilai tolerance > 0,10 digunakan untuk menunjukkan adanya gejala multikolinearitas Ghozali (2018:107).

 

3.7.3   Uji Hipotesis

3.7.3.1  Uji Fit Model (uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Uji F ini juga digunakan untuk memeriksa persamaan nol di semua variabel koefisien regresi. Kriteria pengujian berikut dapat digunakan untuk membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada taraf signifikan 0,05 :

1.      Apabila Fhitung > Ftabel dan nilai p-value F-statistik < 0.05 maka H0 ditolak dn Ha diterima.

2.      Apabila Fhitung < Ftabel dan nilai p-value F-statistik > 0.05 maka H0 diterima dn Ha ditolak.

 

3.7.3.2  Uji Parsial (Uji t)

Hipotesis yang hendak diuji yaitu dilakukan dengan cara membandingkan nilai Pvalue dengan nilai signifikan pada tingkat signifikan (α = 0,05). Pada tingkat signifikan 5% dengan kriteria penguji yang digunakan sebagai berikut:

1.      Jika thitung < ttabel dan p-value > 0.05 maka H0 diterima dn H1 ditolak

2.      Jika thitung > ttabel dan p-value < 0.05 maka H0 ditolak dn H1 diterima

 

 

3.7.3.3  Uji Koefisiensi Determinasi

Koefisien determinasi () melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dan proporsi dan variabel terikat yang diterangkan oleh variasi dan variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasii adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendkati satu berarti variabel bebas memberikan hmpir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasii variabel terikat Ghozali (2018:97).

 


 

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

4.1              Sejarah Perusahaan Makanan dan Minuman

4.1.1        PT. FKS FOOD SEJAHTERA, Tbk. (AISA)

PT. FKS Food Sejahtera, Tbk. didirikan pada tahun 1990 dan merupakan perusahaan manufaktur makanan Indonesia dengan kantor pusat di Jakarta. “Bisnis kami mengacu kepada model bisnis farm to plate atau juga disebut hulu ke hilir. Kami berupaya menjadi yang terdepan di setiap tingkat mata rantai,” kata Chandy Kusuma, CEO FKS Group. Produk utamanya adalah berbagai macam bahan makanan. FKS Food telah memiliki sertifikasi ISO 9001:2008, HACCP, dan halal MUI. Barang dagangannya sudah dikenal masyarakat luas, antara lain jajanan Taro, Permen Gulas, Ayam Jago, dan Maknyuss. Perlu dicatat bahwa bisnis ini tlah mengalami beberapa kalii perubahan nama. Awalnya bernama Asia Intiselera, berubah nama menjadi Tiga Pilar Sejahtera Food pada tahun 2003, dan per Maret 2021 menjadi FKS Food Sejahtera.

4.1.2        PT. CAMPINA ICE CREAM INDUSTRY, Tbk. (CAMP)

Perusahaan yang kini dikenal dengan nama PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk, didirikan pada tgl 22 Juli 1972 sebagai CV. Pranoto dan terletak di sebelah rumah keluarga Pak Pranoto di lingkungan Gembong Sawah. Satu-satunya produk mereka adalah es krim cup. Nama perusahaan diubah menjadi PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk pada tahun 1994 sebagai hasil kerjasama Bapak Pranoto dengan Bapak Sabana Prawira Widjadja (PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk.) yang berpartisipasi dalam kepemilikan saham. Demi meningkatkan varian pada thn 1984, perusahaan memindahkan lokasi pabriknya ke Rungkut, Surabaya yang smpai saat ini masih digunakan.

4.1.3        PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA, Tbk. (CEKA)

PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. merupakan bisnis manufaktur makanan internasional dengan kantor pusatnya di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 3 Februari 1968 dgn nama CV Tjahaja Kalbar, dan mulai menghasilkan uang pada tahun 1971. Kantor pusat Wilmar Cahaya Indonesia Tbk berada di Kawasan Industri Jababeka II, Jl. South Industry 3 Blok GG No.1, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat 17532, dan pabrik perusahaan berada di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Kawasan Industri Jababeka. Perusahaan ini didirikan pada thn 1988 dan beroperasi sebagai Cahaya Kalbar hingga tahun 2013. Pada tahun 1996, bisnis ini mencatatkan sahamnya di BEI.

4.1.4        PT. DELTA DJAKARTA, Tbk. (DLTA)

Peursahaan ini didirikan pada tanggal 15 Juni 1970, dan mulai beroperasi sebagai perusahaan komersial pada thn 1933. Kantor pusat dan fasilitas produksi Delta Djakarta Tbk terletak di Jl. Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur, Jawa Barat 17510 - Indonesia. Archipel Brouwerij, pabrik yang kemudian dikenal sebagai "Anker Bir", didirikan pada tahun 1933. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat keputusannya No.J.A.5/75/9 tanggal 26 April 1971. Kepemilikan perusahaan ini mengalami sejumlah perubahan seiring perkembangannya, akhirnya membentuk PT Delta Djakarta pada tahun 1970. Bapak Ramon S. Ang dan Bapak .IIGO U.ZOBEL adalah pemilik manfaat akhir Delta Djakarta Tbk.

4.1.5        PT. DIAMOND FOOD INDONESIA, Tbk. (DMND)

Sebuah bisnis makanan dan minuman bernama PT Diamond Food Indonesia Tbk (DMND) didirikan di Tangerang pada tahun 1995. Perusahaan membuat produk susu, kembang gula, daging dan makanan laut, buah-buahan, sayuran, dan turunannya melalui anak perusahaannya, serta grosir dan roti. Barang-barang ini ditawarkan untuk penjualan eceran di pasar modern, pasar tradisional, layanan makanan, toko eceran, dan situs belanja online. Diamond Ice Cream, Diamond Juice, Diamond Milk, Yogurt Biokul, dan Jungle Juice adalah beberapa merek regional yang terkenal. Kantor pusat perusahaan berada di Jakarta Utara, dan juga menjual merek-merek terkenal seperti Hershey's, Airborne, Kinder Joy, Nutella, Tic Tac, dan V-Soy.

4.1.6        PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA, Tbk. (GOOD)

Salah satu perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia adalah PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. Garudafood didirikan pada tahun 1990, namun penciptanya telah menjalankan bisnis sejak tahun 1979 melalui PT Tudung Putra Jaya (TPJ), sebuah perusahaan di Pati, Jawa Tengah, yang menjual produk kacang dengan merek Kacang Garuda. Garudafood saat ini memproduksi dan menjual makanan dan minuman di bawah enam merek terkenal Garuda, Gery, Chocolatos, Clevo, Prochiz, dan TopChiz. Ada biskuit, almond, pil, makanan ringan pelet, permen, minuman susu, bubuk kakao, keju, dan saus salad di antara penawarannya. Garudafood mengekspor barangnya ke lebih dari 20 negara, dengan penekanan khusus pada negara-negara ASEAN, China, dan India.

4.1.7        PT. MULTI BINTANG INDONESIA, Tbk. (MLBI)

Di Indonesia, PT. Multi Bintang Indonesia Tbk (MLBI) memproduksi bir. Bisnis ini memproduksi dan menjual berbagai macam barang bermerek, seperti Beer Bintang, Heineken, Guinness, Green Sands, Bintang Zero, dan Recharge. N.V. Nederlandsch Indische Bierbrouwerijen adalah nama depan perusahaan saat pertama kali menjalankan bisnis. 91% saham di PT Multi Bintang Indonesia Niaga dimiliki oleh perusahaan. Pabrik berlokasi di Jln. Daan Mogot Km.19, Tangerang 15122, dan Jl. Raya Mojosari - Pacet KM.50, Sampang Agung, Jawa Timur.

4.1.8        PT. MAYORA INDAH, Tbk. (MYOR)

PT. MAYORA INDAH Tbk Sebagai perusahaan di sektor barang konsumsi yang bergerak cepat, Mayora Indah telah mendapatkan reputasi internasional. Tak bisa dipungkiri, Mayora Indah telah menciptakan berbagai macam barang berkualitas tinggi dengan merek-merek seperti Kopiko, Danisa, Astor, Energen, Torabika, dan lain-lain yang kini sudah terkenal di dunia internasional. Sesuai dengan tercatatnya saham perseroan di bursa efek pada tahun 1990 untuk pertama kalinya, kiprah perseroan juga ditandai dengan perubahan status dari privat menjadi publik. Kantor pusat Mayora Indah Tbk berlokasi di Gedung Mayora lantai 8, Jl. Tomang Raya 21-23, Jakarta 11440 – Indonesia, dan pabrik terletak di Tangerang dan Bekasi.

4.1.9        PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO, Tbk. (ROTI)

Sebagai perusahaan penanaman modal asing, PT Nippon Indosari Corporation didirikan pada tanggal 8 Maret 1995. Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI)  mulai berbisnis pada tahun 1996 salah satu toko roti terbesar di Indo dengan merk Sari Roti. Dengan meningkatnya permintaan konsumen, perkembangan perusahaan ini semakin cepat. Untuk meningkatkan kapasitas produk, perusahaan menambah dua lini produksi pada tahun 2001, khusus untuk roti tawar dan roti manis. Kawasan Industri MM 2100, Jl. Selayar blok A9, Desa Mekarwangi, Cikarang Barat, Bekasi 17530, Jawa Barat - Indonesia, merupakan lokasi kantor pusat dan salah satu pabrik ROTI.

4.1.10    PT. SIANTAR TOP, Tbk. (STTP)

Pada tahun 1972, PT Siantar Top Tbk didirikan untuk pertama kalinya. Pada tahun 1996, Siantar Top menjadi perusahaan publik di BEI sebagai pelopor pasar makanan ringan Jawa Timur. Kantor pusat Siantar Top beralamat di Jl. Tambak Sawah No. 21-23 Waru, Sidoarjo, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo (Jawa Timur). PT Siantar Top mulai melebarkan sayapnya dan tumbuh di banyak negara Asia, termasuk China. PT Siantar Top meningkatkan terus kualitas produknya dari waktu ke waktu untuk mendapatkan penerimaan dari berbagai organisasi. Selain itu, karena kualitas produknya yang tinggi, masyarakat di seluruh dunia kini dapat menikmati berbagai produk PT Siantar Top.

4.2              Hasil Penelitian dan Analisis Data

4.2.1        Deskripsi Hasil Penelitian

Rasio keuangan perusahaan yang dihasilkan menunjukkan seberapa baik kinerja keuangan yang dilakukan. Periode penelitian ini adalah 2019–2021. Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Asset Ratio, dan Return On Asset merupakan rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini data untuk setiap variabenya :

Tabel 4.1

Return On Asset Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021

NO.

KODE

2019

2020

2021

RATA-RATA

1.

AISA

0,61

0,60

0,00

0,40

2.

CAMP

0,07

0,04

0,09

0,07

3.

CEKA

0,15

0,12

0,11

0,13

4.

DLTA

0,22

0,10

0,14

0,16

5.

DMND

0,07

0,06

0,09

0,07

6.

GOOD

0,09

0,04

0,07

0,07

7.

MLBI

0,42

0,10

0,23

0,25

8.

MYOR

0,11

0,11

0,06

0,09

9.

ROTI

0,05

0,04

0,07

0,05

10.

STTP

0,17

0,18

0,16

0,17

RATA-RATA

0,20

0,14

0,10

0,14

                   Sumber: diolah oleh penulis

Dari tabel 4.1 dapat diketahui nilai rata-rata Return On Asset selama periode 2019-2021 mengalami penurunan. Pada tahun 2019 sebesar 0,20, kemudian turun pada tahun 2020 menjadi 0,14 dan turun lagi pada tahun 2021 sebesar 0,10. Diketahui nilai rata-rata tertinggi  jatuh pada perusahan dengan kode AISA (PT. FKS Food Sejahtera, Tbk) sebesar 0,40.

 

Tabel 4.2

Current Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman yang

 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021

NO.

KODE

2019

2020

2021

RATA-RATA

1.

AISA

0,41

0,81

0,60

0,61

2.

CAMP

12,63

13,27

13,31

13,07

3.

CEKA

4,80

4,66

4,80

4,75

4.

DLTA

8,05

7,50

4,81

6,79

5.

DMND

1,77

6,91

5,69

4,79

6.

GOOD

1,53

1,77

1,48

1,59

7.

MLBI

0,73

0,89

0,07

0,56

8.

MYOR

3,44

3,69

2,33

3,15

9.

ROTI

1,69

3,83

2,65

2,73

10.

STTP

2,85

2,41

4,16

3,14

RATA-RATA

3,79

4,57

3,99

4,12

                 Sumber: diolah oleh penulis

Dari tabel 4.2 dapat diketahui nilai rata-rata Current Ratio selama periode 2019-2021 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sebesar 3,79 , kemudian naik pada tahun 2020 menjadi 4,57 dan turun pada tahun 2021 sebesar 3,99. Diketahui nilai rata-rata tertinggi  jatuh pada perusahan dengan kode CAMP (PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk) sebesar 13,07.

 

Tabel 4.3

Total Asset Turnover Perusahaan Makanan dan Minuman yang

 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021

NO.

KODE

2019

2020

2021

RATA-RATA

1.

AISA

0,81

0,64

0,86

0,77

2.

CAMP

0,97

0,88

0,89

0,91

3.

CEKA

2,24

2,32

3,16

2,57

4.

DLTA

0,58

0,45

0,52

0,52

5.

DMND

1,24

1,70

1,76

1,57

6.

GOOD

1,67

1,16

1,30

1,37

7.

MLBI

1,28

0,68

0,85

0,94

8.

MYOR

1,31

1,24

1,40

1,32

9.

ROTI

0,71

0,72

0,78

0,74

10.

STTP

1,22

1,12

1,08

1,14

RATA-RATA

1,20

1,09

1,26

1,18

                   Sumber: diolah oleh penulis

Dari tabel 4.3 dapat diketahui nilai rata-rata Total Asset Turnover selama periode 2019-2021 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sebesar 1,20, kemudian turun pada tahun 2020 menjadi 1,09 dan naik pada tahun 2021 sebesar 1,26. Diketahui nilai rata-rata tertinggi  jatuh pada perusahan dengan kode CEKA (PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk) sebesar 2,57.

 

Tabel 4.4

Debt to Asset Ratio Perusahaan Makanan dan Minuman yang

 Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2021

NO.

KODE

2019

2020

2021

RATA-RATA

1.

AISA

1,89

0,59

0,54

1,00

2.

CAMP

1,15

0,94

1,08

1,06

3.

CEKA

0,19

0,20

0,18

0,19

4.

DLTA

0,15

0,17

0,23

0,18

5.

DMND

0,41

0,29

0,32

0,34

6.

GOOD

0,45

0,56

0,55

0,52

7.

MLBI

0,60

0,51

0,62

0,58

8.

MYOR

0,48

0,43

0,43

0,45

9.

ROTI

0,34

0,28

0,32

0,31

10.

STTP

0,25

0,22

0,16

0,21

RATA-RATA

0,59

0,42

0,44

0,48

              Sumber: diolah oleh penulis

 

Dari tabel 4.4 dapat diketahui nilai rata-rata Debt to Asset Ratio selama periode 2019-2021 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2019 sebesar 0,59, kemudian turun pada tahun 2020 menjadi 0,42 dan naik pada tahun 2021 sebesar 0,44. Diketahui nilai rata-rata tertinggi  jatuh pada perusahan dengan kode CAMP (PT. Campina Ice Cream Industry, Tbk) sebesar 1,06.

 

4.2.2             Hasil Analisis Data

Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 30 sampel dengan periode 3 tahun yaitu 2019-2021 dengan 10 perusahaan.

4.2.2.1       Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini digunakan dengan tujuan untuk menilai data pada sebuah kelompok variabel berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi > 0,05. Hasil dari pengujian terkait uji normalitas adalah :

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas

 

Unstandardized

Kriteria

Keputusan

Kesimpulan

 Residual

N

30

Nilai

0,200 > 0,05

Normal

Test Statistic

0,121

sig > 0,05

Asymp. Sig. (2-tailed)

0,200

                   Sumber : Output SPSS, diolah peneliti                                                                                

Berdasarkan tabel Kolmogorov-smirnov diatas nilai Asymp. Signifikansi adalah 0,200. Maka berdasarkan pengambilan keputusan dalam uji normalitas penelitian ini berdistribusi normal. Ditunjukkan dengan nilai Asymp.Signikasnsi > 0,05.

 

4.2.2.1.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat ketidaksamaan varians antara residual pengamatan yang berbeda dalam model regresi. Jika Signifikan diatas tingkat kepercayaan 0,05 maka tidak mengandung adanya heteroskedastisitas.

 

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model

t

Sig

Kriteria

Kesimpulan

Current Ratio (X1)

-2,26

0,32

Nilai            Sig > 0,05

Tidak terjadi Heteroskedasitas

Total Asset Turnover (X2)

-1,457

1,57

Debt to Asset Ratio (X3)

0,809

0,426

                   Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa hasil uji  heterokedestisitas menggunakan uji gletser adalah ketiga variabel bebas memiliki nilai siginifikasn lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak mengalami heterokedastisitas.

 

4.2.2.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi berusaha untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) dalam model regresi linier. Penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson (DW). Model regresi dapat dikatakan bebas dari autokorelasi apabila nilai dL < DW > dU atau dL < (4-DW) > dU. Berikut ini adalah hasilnya

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Model

Durbin-Watson

Kriteria

Kesimpulan

1

1,771

dL < DW > dU

Tidak terjadi Autokorelasi

                 Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel diatas, nilai DW = 1,771. Nilai dL pada tabel durbin watson diketahui 1,2138 dan untuk nilai dU diketahui 1,6498. Kemudian nilai 4 -DW yaitu 4 – 1,771 = 2,229. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai dL < DW > dU (1,2138 < 1,771 > 1,6498) yang berarti tidak terjadi autokorelasi.

 

4.2.2.1.4 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah suatu model regresi penilitian terdapat korelasi antar variabel bebas. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya gejala multikolinearitas yaitu adalah nilai VIF < 10,00 dan nilai Tolerance > 0,10. Berikut ini adalah hasil terkait uji multikolinearitas.

 

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel

Colinearity Statistic

Kriteria

Kesimpulan

Tolerance

VIF

Current Ratio (X1)

0,976

1,025

Tolerance > 0,10

Tidak terjadinya Multikolinearitas

VIF < 10,00

Total Asset Turnover (X2)

0,929

1,076

Tolerance > 0,10

VIF < 10,00

Debt to Asset Ratio (X3)

0,908

1,101

Tolerance > 0,10

VIF < 10,00

Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10,00 dan tidak ada nilai tolerance lebih kecil dari 0,10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa  dari ketiga variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas.

 

4.2.2.2      Uji Hipotesis

4.2.2.2.1 Uji Fit Model (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara bersama-sama apakah variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Suatu model regresi dikatan fit apabila memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05. dengan kriteria penguji sebagai berikut:

1.         Apabila Fhitung > Ftabel dan nilai p-value F-statistik < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.

2.         Apabila Fhitung < Ftabel dan nilai p-value F-statistik > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.9

Hasil Uji F

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Regression

0,204

3

0,068

4,147

0,016

Residual

0,427

26

0,016

 

 

Total

0,631

29

 

 

 

   Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dan  nilai signifikansi sebesar 0,016 yang mana lebih kecil dari 0,05 dan nilai Fhitung sebesar 4,147 lebih besar dari nilai Ftabel yaitu 2,98. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Fhitung lebih besar dari  Ftabel dan nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka  H0 ditolak dan Ha diterima atau Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2),  dan Debt to Asset Ratio (X3) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Return On Asset (Y).

 

4.2.2.2.2 Uji Parsial (Uji t)

Pengujian ini digunakan dalam mengetahui kebenaran dari hipotesis peneliti, karena ada tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari nilai thitung dan ttabel-nya. Lalu untuk melihat dia signifikan atau tidak dilihat dari nilai signifikansinya. Dikatakan signifikan apabila nilai sinifikansinya kurang dari 0,05 dengan kriteria penguji yang digunakan sebagai berikut:

1.         Jika thitung < ttabel dan p-value > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak

2.         Jika thitung > ttabel dan p-value < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima

Tabel 4.10

Hasil Uji t

Variabel

thitung

Sig.

Kesimpulan

Current Ratio (X1)

-2,353

0,026

 H1 diterima

Total Asset Turnover (X2)

-0,242

0,811

 H2 ditolak

Debt to Asset Turnover (X3)

2,768

0,010

 H3 diterima

 Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Hipotesis Pertama = untuk menguji pengaruh variabel Current Ratio (X1) terhadap Return On Asset (Y). Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas diketahui nilai thitung sebesar -2,353 dengan signifikansi adalah 0,026. Nilai thitung -2,353 < 2,056 dan tingkat signifikansi sebesar 0,026 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, berarti CR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.

Hipotesis Kedua = untuk menguji pengaruh variabel Total Asset Turnover (X2) terhadap Return On Asset (Y). Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas diketahui nilai thitung sebesar -0,242 dengan signifikansi adalah 0,811.Nilai thitung -0,242 < 2,056 dan tingkat signifikansi sebesar 0,811 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H2 ditolak, berarti TATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.

Hipotesis Ketiga = untuk menguji pengaruh variabel Debt to Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Asset (Y). Berdasarkan hasil uji t pada tabel diatas diketahui nilai thitung sebesar 2,768 dengan signifikansi adalah 0,010. Nilai thitung 2,768 > 2,056 dan tingkat signifikansi sebesar 0,010 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima, berarti DAR berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.

4.2.2.2.3 Uji Koefisiensi Determinasi

Koefisien determinasi R² melihat kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variabel terikat dan proporsi dan variabel terikat yang diterangkan oleh variasi dan variabel-variabel bebasnya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat terbatas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Koefisiensi Determinasi

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

0,569

0,324

0,246

0,12815

                  Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

Dapat dilihat dari tabel 4.11 bahwa nilai adjusted r square sebesar 0,246 atau 24,6% dan sisanya sebesar 75,4% dijelaskan diluar faktor-faktor variabel bebas lainnya. Hasil koefisiensi determinasi yang diperoleh dari nilai R sebesar 0,569 dikarenakan koefisiensi tersebut berada pada rentang 0,400 – 0,599 makan koefisiensi determinasi cukup kuat.

 

4.2.2.3       Uji Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data yang digunakan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang akan diteliti adalah teknik analisis regresi linear berganda. Tujuan teknik regresi linear berganda adalah untuk menentukan hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat. Berikut ini hasil dari uji regresi linier berganda :

Tabel 4.12

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Stadardized Coefficients

 

 

B

Std. Error

Beta

t

Sig.

(Constant)

0,130

0,072

 

1,799

0,084

Current Ratio (X1)

-0,015

0,007

-0,384

-2,353

0,026

Total Asset Turnover (X2)

-0,010

0,041

-0,041

-0,242

0,811

Debt to Asset Ratio (X3)

0,187

0,067

0,469

2,768

0,010

           Sumber : Output SPSS, diolah peneliti

 

Return On Asset = 0,130 – 0,015CR – 0,010TATO + 0,187DAR + e

1.       Konstanta menunjukkan angka sebesar 0,130 dan apabila variabel Current Ratio (X1), Total Asset Turnover (X2), dan Debt to Asset Ratio (X3) bernilai nol makan Return On Asset (Y) sebesar 0,130.

2.       Koefisien regresi Current Ratio (X1)  memiliki nilai -0,015. Artinya variabel Current Ratio mengalami penurunan sebesar 0,015. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif Current Ratio dengan Return On Asset, sehingga penurunan variabel Current Ratio akan menurunkan variabel Return On Asset.

3.       Koefisien regresi Total Asset Turnover (X2) memiliki nilai -0,010. Artinya variabel Total Asset Turnover mengalami penurunan sebesar 0,010. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan negatif Total Asset Turnover dengan Return On Asset, sehingga penurunan variabel Total Asset Turnover akan menurunkan variabel Return On Asset.

4.       Koefisien Debt to Asset Ratio (X3) = 0,187 artinya variabel Debt to Asset Ratio mengalami kenaikan sebesar 0,187. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan negatif Debt to Asset Ratio dengan Return On Asset, sehingga kenaikan variabel Debt to Asset Ratio akan menaikkan variabel Return On Asset.

 

4.3         Pembahasan

Setelah uji asumsi klasik dan uji hipotesis dilakukan pada penjelasan diatas didapatkan hasil dari metode analisis regresi linier berganda pada penelitian “Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio Terhadap Return On Asset Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2019-2021”. Berikut ini hasil analisis regresi linier berganda akan dibahas secara jelas pada masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya yaitu :

4.3.1    Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Asset

Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh langsung Current Ratio terhadap Return On Asset sebesar -,0,015 (sig. 0,026 < 0,05), hal ini memberi makna bahwa sumbangan variabel Current Ratio terhadap nilai Return On Asset sangat rendah yang dapat dikatakan assetnya banyak yang tidak produktif, meskipun pengaruhnya signifikan dan juga memiliki arah korelatif negatif (H0 ditolak dan H1 diterima). Jika current ratio terlalu tinggi, itu juga bukan tanda positif karena mengungkapkan berapa banyak uang yang disimpan, uang yang menganggur dan banyakk asset yang tidak produktif sehingga dapat menghalangi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Current Ratio menggambarkan besarnya kewajiban jangka pendek yang artinya semakin besar kewajiban jangka pendek yang harus ditanggung perusahaan sehingga kemampuan asset lancar menutupi kewajiban jangka pendeknya sangat kecil. Karena laba sering digunakan untuk melunasi hutang jangka pendek, pernurunan laba dan penurunan hasil jangka pendek menyebabkan peningkatan Current Ratio dan penurunan Return On Asset. Ini adalah tingkat Current Ratio yang diinginkan untuk bisnis.

Pengaruh negatif menunjukkan bahwa kemampuan manajemen menutupi hutang jangka pendeknya kurang efektif yang artinya belum mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang beresiko kegagalan perusahaan. Apabila Current Ratio rendah akan memberikan image yang kurang baik. Dalam teori Current Ratio yaitu mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi hutang yang berjalan dengan asset yang dimilikinya sekarang yang segera jatuh tempo dan dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi salah satunya yaitu kewajiban yang dibayar dimuka atau biaya yang telah dikeluarkan untuk aktifitas perusahaan yang akan datang dan persediaan barang yang diperjualbelikan oleh perusahaan dalam bisnisnya.

Dilihat dari tabel 4.12 dengan perhitungan nilai Current Ratio yang dimiliki oleh peneliti sebesar 40% diatas rata-rata, dan 60% dibawah rata-rata. Berarti sebesar 40% memiliki kemampuan menutupi hutang yang berjalan dengan asset yang dimilikinya, sedangkan 60% kurang mampu menutupi hutang yang berjalan yang mempengaruhi pendapatan laba.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Roni Parlindungan Sipahutar (2020) yang membuktikan bahwa Current Ratio memiliki pengaruh yang cukup besar atau dapat dikatakan signifikan terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini menjawab rumusan masalah yaitu apakah Current Ratio berpengaruh signifkan terhadap Return On Asset.

 

4.3.2    Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return On Asset

Dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh langsung Total Asset Turnover terhadap Return On Asset sebesar -0,010 (sig. 0,811 > 0,05), hal ini memberi makna bahwa sumbangan variabel Total Asset Turnover terhadap nilai Return On Asset sangat rendah  sehingga pengaruhnya tidak signifikan dan juga memiliki arah korelatif negatif (H0 diterima dan H2 ditolak). Semakin tinggi Total Asset Turnover maka perusahaan dalam usahanya mampu menghasilkan penjualan yang tinggi dari keseluruhan aktiva yang dimilikinya serta dapat mengoptimalkan labanya menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Total Asset Turnover menggambarkan kecilnya penjualan yang artinya tidak efisien  dalam mengelola asset yang dimiliki sehingga belum cukup baik untu mengembalikan modal dan menghasilkan laba.

Pengaruh negatif menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam penjualan kurang efektif yang artinya tidak dapat menghasilkan penjualan yang tinggi sehingga mendapatkan laba yang menurun. Apabila Total Asset Turnover rendah maka perusahaan bisa dikatakan tidak efektif dan efisien dalam menunjang laba perusahaan yang dihasilkan dari asset yang dimilikinya. Dalam teori Total Asset Turnover yaitu mengukur keseimbangan layak untuk perusahaan dengan total aset yang dimilikinya untuk menghasilkan penjualan. Beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu sales dikarenakan menjadi sales harus mempunyai kreativitas perindivu sehingga membantu penjualan meningkat

Dilihat dari tabel 4.3 dengan perhitungan nilai Total Asset Turnover  yang dimiliki oleh peneliti sebesar 40% diatas rata-rata, dan 60% dibawah rata-rata. Berarti sebesar 40% memiliki kemampuan perusahaan mengembalikan modal dan menghasilkan laba yang tinggi  dengan penjualan yang meningkat, sedangkan 60% kurang mampu perusahaan mengembalikan modal dan menghasilkan laba yang rendag  dengan penjualan yang menurun.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Febi Nur Khassanah (2021) yang membuktikan bahwa Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini tidak menjawab rumusan masalah yaitu apakah Total Asset Turnover berpengaruh signifkan terhadap Return On Asset.

4.3.3    Pengaruh Debt to Assset Ratio terhadap Return On Asset

D menunjukkan bahwa pengaruh langsung Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset sebesar 0,187 (sig. 0,010 < 0,05), hal ini memberi makna bahwa sumbangan variabel Debt to Asset Ratio terhadap nilai Return On Asset sangat tinggi  sehingga pengaruhnya signifikan dan juga memiliki arah korelatif positif (H0 ditolak dan H3 diterima). Semakin tinggi nilai Debt to Asset Ratio maka lebih banyak dana yang disediakan oleh hutang, sehingga mempersulit bisnis untuk mendapat pinjaman baru karena diperkirakan tidak mampu melunasi hutangnya dengan menggunakan asset yang dimilikinya .

Pengaruh positif menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam menutupi hutang perusahaan efektif yang mampu menutupi hutang perusahaan dengan asset yang dimiliinya. Lebih sulit bagi perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak pinjaman jikka rasio utang terhadap asset tinggi karena ini menunjukkan ketergantungan yang meningkat pada pinjaman karena diantisipasi bahwa perusahaan tidak akan mampu melunasi utangnya dengan aset yang dimiliknya. Sebaliknya jika rendah maka semakin kecil perusahaan, semakin besar kemungkinan dibiayai oleh hutang dan mampu melunasi hutangnya dengan aset yang dimilinya. Ada faktor penentu yang mempengaruhi antara lain fakta bahwa jumlah utang meningkat seiring dengan rasio utang terhadap aset

Dilihat dari tabel 4.4 dengan perhitungan nilai Debt to Asset Ratio  yang dimiliki oleh peneliti sebesar 40% diatas rata-rata, dan 60% dibawah rata-rata. Berarti sebesar 40% memiliki kemampuan perusahaan menutupi hutang dengan asset yang dimilikinya, sedangkan 60% kurang mampu perusahaan menutupi hutang dengan asset yang dimilikinya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Surya Sanjaya (2019) yang membuktikan bahwa Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini menjawab rumusan masalah yaitu apakah Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.

4.3.4    Pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio terhadap Return On Asset

Berdasarkan hasil penelitian diatas mengenai pengaruh Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio terhadap Return On Asset pada perusahaan food and beverage yang menghasilkan hasil koefisien regresi menunjukkan angka positif. Dapat diperoleh tingkat signifikansi sebesar 0,016 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio, Total Asset Turnover dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2021) yang membuktikan bahwa Current Ratio, Total Asset Turnover dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset.


 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1         Kesimpulan

Berdasarkan dari permasalahan yang dirumuskan dalam hipotesis awal yang dibuat, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :

1.         Hipotesis pertama diterima, dengan nilai signifikan 0,026 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya Current Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Oleh karena itu Current Ratio yang dikelola secara efektif yang artinya mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang beresiko kegagalan perusahaan.

2.         Hipotesis kedua ditolak, dengan nilai signifikan 0,811 > 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H2 ditolak yang artinya Total Asset Turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Oleh karena itu Total Asset Turnover yang dikelola secara tidak efektif yang artinya tingkat penjualan menurun sehingga berpengaruh buruk terhadap laba yang akan diperoleh juga menurun.

3.         Hipotesis ketiga diterima, dengan nilai signifikan 0,010 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H3 diterima yang artinya Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Oleh karena itu Debt to Asset Ratio yang dikelola secara efektif yang artinya mampu mengelola penggunaan hutang dibandingkan dengan total asset.

4.         Hipotesis keempat diterima, dengan nilai signifikan 0,016 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt to Asset Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset. Oleh karena itu Current Ratio yang dikelola secara efektif yang artinya mampu menghasilkan laba melalui keseluruhan assetnya.

 

5.2         Saran

Berdasarkan dari hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: : 

1.         Sebaiknya nilai Current Ratio lebih diperhatikan agar tidak terlalu tinggi, dikarenakan jika nilai Current Ratio sangat tinggi dapat dikatakan banyak asset yang tidak produktif, sehingga tidak efektif dan efisien.

2.         Sebaiknya  nilai Total Asset Turnover lebih ditingkatkan kapasitas produksi dan penjualan disetiap tahunnya sehingga laba perusahaan meningkat dari tahun-ketahun. Kapasitas produksi dan penjualan meningkat akan membantu dalam peningkatan laba.

3.         Sebaiknya pemanfaatan aset, hutang dan modalnya lebih efisien dan efektif agar menghasilkan keuntungan yang direncanakan. Karena jika Debt To Asset Ratio semakin tinggi maka dapat dikatakan peningkatan hutang yang lebih besar dan tidak sebanding dengan peningkatan total aktiva.

4.         Sebaiknya lebih memaksimalkan pengelolaan asset, penjualan dan hutang secara optimal, karena dapat meningkatkan keuntungan yang diinginkan.

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini