Tugas Pengantar Bisnis
“ DAMPAK CORONA BAGI UMKM ”
Nama :
Siti Nur Nislakh F.
NIM :
01219063
Kelas :
Manajemen A-01
Tak
ada yang mengira, sepertinya, wabah yang bermula dari Wuhan, China, akan
sedemikian cepat menyebar ke seluruh dunia. Sebarannya tak pandang bulu, dari
negara yang dibilang maju sampai yang belum maju. Indonesia bukan
perkecualian, baik soal wabah maupun guncangan ekonomi.
Badan Kesehatan Dunia (WHO)
pun telah mengumumkan wabah corona sebagai pandemik global. Artinya, ini
persoalan kesehatan yang bersamaan mengancam banyak negara. Karena
penyebarannya yang begitu cepat, tak bisa dipungkiri virus corona berdampak
pada perekonomian global.
Kinerja perekonomian Indonesia
jelas akan ikut terdampak. Pertumbuhan ekonomi dan kinerja perdagangan nasional
diprediksi turut lesu sebagai dampak melorotnya pertumbuhan ekonomi dan
perdagangan global. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan,
kondisi perekonomian global saat ini sangat menantang. Dia pun mengakui, memburuknya kondisi ekonomi global akan
memengaruhi ekonomi Indonesia.
Pesatnya penyebaran virus corona
mengguncang pasar saham global. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun tidak
bisa menahan pengaruh anjloknya pasar saham global. Segera setelah kasus
pertama virus corona di Indonesia dikonfirmasi oleh pemerintah, IHSG langsung
anjlok. Bahkan, IHSG telah merosot ke bawah level 4.000, saat tulisan ini
tayang.
Nilai tukar rupiah pun sama
menderitanya dengan IHSG. Setelah bertahan cukup lama di kisaran level Rp
14.000 per dollar AS, mata uang Garuda kini menapaki level Rp 16.000 per dollar
AS.
Usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) justru menjadi sektor paling rentan kena hantaman pandemi virus
corona. Sektor ini disebut ekonom tak bisa lagi menjadi penyangga perekonomian
seperti saat krisis ekonomi dan keuangan 1998 dan 2008.
Saat
Indonesia mengalami krisis moneter 1998, UMKM menjadi penyangga ekonomi
nasional. Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian. Sementara 2008
di masa krisis keuangan global, UMKM tetap kuat menopang perekonomian. "Sangat
berbeda dengan adanya Covid-19. Kalau krisis keuangan itu kan mereka yang tidak
terafiliasi dengan sektor keuangan, nggak masalah. Banyak UMKM kita yang memang
tidak pernah mendapatkan akses pembiayaan dari sektor finansial, ya aman-aman
saja gitu kan," kata Enny Sri Hartati saat dihubungi BBC Indonesia, Rabu
(18/03).
Presiden meminta realokasi
APBN dan APBD tersebut untuk tiga kegiatan prioritas pemerintah di tengah wabah
virus corona.
"Yaitu yang pertama di bidang kesehatan,
terutama dalam upaya pengendalian Covid-19. Yang kedua, social safety net, atau
bantuan sosial," ujarnya.
"Yang ketiga, yang berkaitan dengan insentif
ekonomi bagi pelaku usaha dan UMKM sehingga mereka bisa tetap berproduksi dan
terhindar dari terjadinya PHK," tambahnya.
Selain itu, kata Fadjroel,
pemerintah sedang mempercepat pencairan dana bantuan sosial melalui Program
Keluarga Harapan (PKH) tahap II sebesar Rp7 triliun bulan ini. Harapannya,
stimulus ini bisa menjaga daya beli masyarakat dan menekan persoalan ekonomi di
tengah pengendalian Covid-19.
"Karena ekonomi baru bisa bergerak kalau
uang masuk ke dalam perputarannya. Makanya termasuk Kartu PraKerja kan
disegerakan. PKH disegerakan," katanya kepada BBC News Indonesia, Rabu
(18/03).
Komentar
Posting Komentar